penulis | : | alishba |
dibuat | : | Saturday, 08 April 2017 10:17 am |
diubah | : | 1 tahun yang lalu |
vote cerita | : |
CERITA ini merupakan peristiwa yang pernah terjadi pada saat belasan tahun silam, tepatnya tahun 2001, dari lima para pendaki Gunung Merapi Sumatera Barat. Buku ini menceritakan perjalanan dari sebuah kisah nyata yang dialami oleh Muhammed Andre Raberta (Andre) dan sahabatnya -Nofiandi Arsya (Nopeng), saat mereka berada dalam cengkeraman maut, tersesat selama berhari-hari dihutan Merapi. Sejujurnya, mereka sudah tak ingin mengingat kembali kisah pahit yang dulu pernah dialami selama perjalanan untuk menemukan jalan pulang dari jebakan dan jeratan sang Merapi. Namun, dengan berbagai daya dan upaya, akhirnya mereka siap untuk berbagi kisah kepada penulis, khusunya kepada seluruh pembaca agar apa yang telah menimpa mereka kala itu tidak akan terulang kembali pada generasi-generasi selanjutnya. Harapannya, semoga nilai ilmu, pengalaman, pesan moral, serta segala bentuk unsur sebab akibat yang diungkapkan dalam buku ini bisa menjadi pedoman dan pelajaran bagi kita semua, bahwa “Tuhan tak akan pernah menguji sesuatu diluar batas kemampuan umatNya”. Kisah ini sangat banyak memiliki teka-teki luar biasa. Hingga sampai saat sekarang masih menjadi tanda tanya buat penulis. Andre dan Nopeng juga kesulitan untuk menata kembali rentetan kejadian saat mereka tersesat digunung tersebut. Karena sangat banyak terjadi keganjilan-keganjilan diluar akal manusia pada umumnya. Sebagaimana jika diurutkan tak bisa tersusun rapih. Ibarat benang kusut. Sangat sulit untuk meluruskannya kembali. Andre dan Nopeng, dengan ketiga temannya terpisah sejak minggu pagi, ketika keduanya berniat hendak menaiki puncak Merpati. Saat kabut tiba, mereka sedang berada di lokasi taman Edelweis. Saat itulah Andre dan Nopeng mengalami kesulitan ketika mencari jalan turun, karena jarak pandang tertutup awan berkabut tebal. Mereka berputar-putar hingga berjam-jam. Sampai pada akhirnya menuruni sebuah jalan penurunan menuju lembah yang mirip dengan jalan pendakian ketika meraka naik sebelumnya. Anehnya, selama menempuh jalan terjal tersebut mereka tak menyadari bahwa jalan tersebut merupakan rute yang tak biasa dilalui oleh para pendaki. Menurut informasi yang tersiar bahwa jalan tersebut bermuara ke Hutan Larangan, atau biasa disebut Lembah Hantu. Survive mau tidak mau harus dilakukan, tanpa logistik, persiapan, dan perlengkapan yang memadai. Mereka harus bisa bertahan hidup di Hutan tak berpenghuni.
Untuk melaporkan cerita ini kamu harus masuk dulu.
|
|
Anda harus masuk untuk meninggalkan komentar